ABSTRAK DAN DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK


Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.Abstrak berasal dari kata abstractus (bahasa latin) yang berarti menarik dari atau memisahkan. Secara singkat abstrak merupakan isi ringkas dari suatu dokumen.

Abstrak Secara Umum
Abstrak sebagai intisari dari suatu dokumen yang menyajikan pokok-pokok dan ruang lingkup isi dokumen tersebut.
Menurut Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia
Abstrak diartikan sebagai sari karangan atau gambaran singkat dari dokumen.
Menurut ANSI (American National Standard Institute)
Abstrak adalah pernyataan secara singkat tetapi akurat dari isi suatu dokumen tanpa menambahkan tafsiran ataupun kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak itu dibuat.
Menurut Rowley
Abstrak merupakan penyajian isi dokumen secara ringkas dan akurat dalam gaya yang sama dengan dokumen aslinya.
Dari definisi diatas, dapat diartikan Abstrak merupakan Ringkasan singkat dan jelas dari suatu karya tulis, seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang sudah diterbitkan disertai data bibliografis yang dapat membantu pembaca dalam memahami isi dan maksud penulis serta mengarahkan pembaca untuk membaca artikel secara keseluruhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut:
·         Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar 7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.
·         Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.
·         Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan data yang sudah diolah.
Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya.
Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.
Dengan demikian, keberadaan abstrak dalam sebuah laporan atau karya ilmiah mutlak adanya. Hal ini bisa memudahkan pembaca untuk mengetahui isi laporan dalam waktu yang singkat, tanpa harus membaca tulisan aslinya secara menyeluruh.
Untuk menyajikan abstrak yang efektif dan mudah dipahami, penulis perlu memperhatikan karakteristik penulisan abstrak sehingga pembaca dapat mengetahui isi tulisan walaupun abstrak disajikan secara singkat.
Cara menulis daftar pustaka yang baik adalah hal kecil dan remeh, namun berarti besar bagi para penulis. Sebab hanya dengan mengakui sebuah karya sebagai milik mereka dengan benar dalam menulis sebuah daftar pustaka, maka para penulis pun tidak akan merasa dirampok ilmu serta pemikirannya. Bahkan berterima kasih atas penghormatan Anda dalam sebuah daftar pustaka yang berada di akhir buku.

Sifat Abstrak
Di bawah ini adalah beberapa sifat yang dimiliki oleh sebuah abstrak yang baik. Hal ini berlaku umum, baik abstrak dari sebuah laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, maupun disertasi), dan abstrak artikel ilmiah yang akan dikirim untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah Umumnya satu paragraf - Abstrak pada umumnya hanya terdiri dari satu paragraf. Paragraf tunggal abstrak harus:
·         Utuh (complete) dan bersifat 'standalone', yaitu bisa berdiri sendiri dari artikel utamanya.
·         Sarat makna (concise) - Abstrak hendaknya menggunakan sedikit kata dan kalimat untuk menjelaskan sesuatu yang padat makna. Abstrak sebaiknya tidak menggunakan kalimat-kalimat yang di-copy paste dari artikel utama, karena kalimat-kalimat yang digunakan dalam artikel biasanya lebih bersifat elaboratif.
·         Jelas (clear) - Informasi yang disampaikan dalam abstrak hendaknya jelas bagi pembaca. Oleh karena itu, abstrak juga harus mempunyai organisasi yang baik sehingga alur informasi yang disampaikan juga bisa ditangkap dengan mudah oleh pembaca.
·         Terangkai baik (cohesive) - Kalimat-kalimat yang menyusun abstrak hendaknya terangkai dengan baik antara satu kalimat dengan kalimat yang lain. Sekali lagi, tujuannya adalah agar abstrak tersebut dapat dibaca dengan mudah oleh pembaca.

Hal-hal Penting dalam Membuat Abstrak
Beberapa hal penting yang sebaiknya anda perhatikan pada saat membuat abstrak adalah sebagai berikut:
  • Tidak informasi baru - Abstrak tidak boleh mengandung informasi baru yang tidak tercantum di dalam artikel utama.
  • Kalimat sederhana dan tidak bertele-tele - Kalimat dalam abstrak hendaknya dibuat langsung dan tidak bertele-tele, apalagi mengandung kata-kata kiasan. Harap diingat bahwa ruang yang tersedia untuk abstrak sangat terbatas sehingga harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan kalimat-kalimat yang penuh dan sarat makna.
  • Menghindari singkatan dan istilah - Singkatan dan istilah yang tidak umum sebaiknya tidak digunakan dalam abstrak. Umum tidaknya sebuah istilah dan singkatan, bisa berbeda antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya. Dalam ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia, istilah VFAs mungkin sudah umum digunakan sehingga semua orang yang berlatar belakang ilmu tersebut sudah memahaminya tanpa harus dijelaskan menjadi volatile fatty acids. Demikian pula halnya dalam ilmu Tanaman, HST mungkin sudah dianggap umum dan tidak menimbulkan penafsiran lain kecuali Hari Setelah Tanam. Singkatan dan istilah yang sudah dianggap umum boleh digunakan di dalam abstrak.
  • Sekali saja - Kalimat-kalimat yang dicantumkan dalam abstrak masing-masing mempunyai arti yang unik dan menyampaikan informasi yang unik pula. Karena ruang yang terbatas, informasi harus disampaikan sekali saja.
Panjang abstrak - seberapa panjang abstrak yang harus anda buat? Untuk artikel ilmiah, panjang abstrak biasanya berkisar antara 150 hingga 250 kata. Untuk laporan skripsi, tesis, atau disertasi biasanya mempunyai abstrak yang lebih panjang dari itu. Yang paling penting untuk dilakukan adalah memeriksa panduan penulisan yang ada. Jangan membuat abstrak melebihi ketentuan yang berlaku.

Teknik-teknik Penulisan Abstrak
1.    Jarak ketik 1 spasi
2.    Maksimal 250 kata
3.    Gunakan kalimat aktif
4.    Buang kalimat yang sifatnya memberikan keterangan pelengkap

Jenis-jenis Abstrak
Ada beberapa jenis abstrak yang digolongkan pada fungsi dan orientasi pembaca. Namun pada prakteknya lebih banyak dikenal/digunakan dua jenis abstrak ini yaitu:
1.      Abstrak Informatif merupakan abstrak dokumen yang terpenting, sangat umum, informasi kuantitatif dan kualitatif.
Ciri-cirinya : menyajikan hasil isi dan prinsip-prinsip dari hasil kerja (tujuan dan metode), kesimpulan dari artikel asli secara jelas, untuk orientasi pembaca yang tidak dapat mengakses dokumen aslinya. Abstrak informative dibuat sesempurna mungkin namun tidak mengubah makna/isi dari dokumen/artikel aslinya. Sehingga abstrak ini lebih panjang daripada jenis abstrak lainnya. Biasanya makalah/artikel majalah menghasilkan 100 hingga 250 kata, sedangkan laporan dan tesis sekitar 500 kata.  
2.      Abstrak Indikatif menunjukan isi sebuah artikel dan berisi pernyataan umum tentang sebuah dokumen, tanpa disertai informasi terperinci mengenai hasil tujuan serta data kuantitatif. Biasanya untuk dokumen diskusi, tinjauan literature, prosiding komperensi, dan esei.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka adalah tulisan yang tersusun di akhir sebuah karya ilmiah yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit dan tahun terbit sebagai sumber atau rujukan seorang penulis. Daftar Pustaka ada pada semua jenis karya tulis ilmiah seperti buku, skripsi, makalah, artikel dan sebagainya.
Salah satu hal yang mutlak perlu ada dalam suatu karya ilmiah adalah daftar pustaka. Daftar pustaka atau bibliografi merupakan daftar berisi judul-judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap. Sebuah bibliografi dapat memberikan deskripsi penting tentang rujukan secara keseluruhan. Selain itu, sebuah bibliografi dapat pula berfungsi sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki.
           Sebagai patokan umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai dalam menyusun daftar pustaka.
1.      Semua sumber acuan yang disebutkan dalam catatan pustaka (kutipan atau catatan pustaka) harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
2.      Semua sumber acuan disusun secara alfabetis menurut pengarang atau lembaga yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarang.
3.      Penyusun daftar pustaka didasarkan pada kata pertama judul jika nama pengarang atau nama lembaga yang menerbitkan tidak ada.
4.      Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.

Selain itu, beberapa hal berikut akan berpengaruh dalam penyusunan daftar pustaka. Jika ditinjau dari segi penulis dan karyanya, masalah yang harus diperhatikan adalah:
1.      Satu orang penulis dan satu karya,
2.      Dua orang atau lebih penulis dan satu karya,
3.      Dua orang atau lebih penulis dan satu atau beberapa karya, dan
4.      Lembaga sebagai penulis.
Jika ditinjau dari segi media penyajian tulisan, masalah yang perlu diperhatikan adalah:
1.      Buku,
2.      Jurnal
3.      Bagian buku,
4.      Majalah,
Jika ditinjau dari segi media penyajian tulisan, masalah yang perlu diperhatikan adalah:
1.        Buku,
2.        Jurnal
3.        Bagian buku,
4.        Majalah,
5.        Surat kabar, atau
6.        Internet.

Jika dilihat dari media terbitnya, hal yang perlu diperhatikan adalah:
1.      Sudah diterbitkan atau Belum diterbit
Jika dilihat dari media terbitnya, hal yang perlu diperhatikan adalah:
2.      Sudah diterbitkan atau
3.      Belum diterbitkan.

Sama halnyaa dengan penulisan catatan kaki dan kutipan, dalam penyusunan daftar pustaka pun banyak cara yang dikembangkan. Setiap perguruan tinggi bebas menentukan caranya sendiri. Bahkan, setiap jurusan atauau bidang keilmuan tertentu dapat menentukan caranya sendiri pula. Namun, cara mana pun yang digunakan, penulis harus selalu konsisten dengan cara yang dipakai dari awal sampai akhir.
Secara umum, berikut beberapa ketentuan yang berlaku di dalam penulisan daftar pustaka.
Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-ul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagaian karya yang disertainya.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
1.        Nama pengarang, yang dikutif secara terbalik;
2.        Judul buku, termasuk judul tambahannya;
3.        Data publikasi, yang meliputi: penerbit, kota tertib, tahun tertib;
4.        Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid nomor, dan tahun penerbitan.
Misal, Kosasih, Engkos. 2008. Teori Sastra Indonesia. Jakarta: Perca.
1.      Nama keluarga (Kokasih) ditulis lebih dulu, kemudian diikuti nama kecilnya (Engkos).
a.    Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak dibalikkan.
b.    Jika buku itu disusun oleh banyak orang, nama pengarang pertama yang dicantumkan dna setelahnya diberi keterangan dkk., yang ‘artinya dan kawan-kawan’.
c.    Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu dipakai menggantikan nama pengarang.
d.   Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor itu yang dipakai. Di belakang nama editor diberi keterangan (ed.), ‘editor’.
e.    Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
f.     Daftar pustaka disusun alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.

2.      Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, pada contoh, 2008.
3.      Jika pada tahun yang sama, pengarang itu menerbitkan dua buku dan kedua dijadikan daftar pustaka, tahun terbit itu diberi urutan, misalnya 1990a, 1990b, dan seterusnya.
4.      Judul buku harus diberi garis bawah atau dicetak miring.
Jika buku tersebut merupakan tejemahan, setelah judul buku diberi keterangan (terjemahan).
5.      Urutan data penerbit, didahului kota penerbit yang kemudian nama penerbit (Jakarta: Perca).

           
Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini. Mengingat arti Penting dari bagian karya ilmiah yang satu ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum lainnya perlu mengetahui. 



Reff :
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Pustaka
 

PERENCANAAN PENULISAN ILMIAH

Dalam penulisan tugas ini yaitu tentang perencanaan penulisan ilmiah, di mana setiap mahasiswa pada semester 5 hingga 6 akan menyelenggarakan penulisan ilmiah. berikut ini merupakan salah satu contoh dari penulisan ilmiah yang kami kutip dari Universitas Gunadarma.


Sumber : UG Library - PI milik DEBI NATALIA MOZE - 10100841


Halaman Judul.

Disebut sebagai cover yang merupakan bagian depan yang berisi tentang nama, npm, jurusan, fakultas, dan judul penulisan ilmiah.

Lembar Pengesahan.

Dituliskan Judul PI, Nama, NPM, Tanggal Sidang, Tanggal Lulus, dan tanda tangan pembimbing, Kasubag PI, serta Ketua Jurusan sesuai dengan jurusan masing-masing,

Abstraksi.

Berisi ringkasan dari tulisan, maksimal 1 halaman saja, dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris.

Kata Pengantar.

Berisikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan dalam pelaksanaan penelitian tulisan ilmiah, yakni: rektor, dekan, ketua jurusan, kasubag PI, pembimbing, perusahaan, keluarga, rekan dll.

Daftar Isi.

Indeks dari suatu tulisan atau buku, agar pembaca lebih mudah dalam menemukan topik yang ingin di baca.

Daftar Gambar, Daftar Lampiran.

Bagian optional dari suatu PI, bisa di tambahkan jika PI anda mempunyai tabel, gambar, atau lampiran yang ingin anda tuangkan.

BAB I - Pendahuluan.

Di bab pendahuluan, Peneliti/ Penulis harus dapat secara fokus menuliskan masalah-masalah yang terjadi di tempat penelitiannya. Dengan membaca bab pendahuluan ini, setiap pembaca sudah dapat mengetahui apa sebenarnya yang akan dilakukan oleh peneliti dalam penelitiannya.

a.  Latar Belakang Masalah          

Menguraikan mengapa penulis sampai kepada pemilihan topik permasalahan yang bersangkutan.

b. Rumusan Masalah ( sebagai opsional)


c. Masalah dan Pembatasan Masalah

Memberikan batasan  yang jelas bagian mana dari persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.

d. Tujuan Penulisan

Menggambarkan hasil-hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

e. Metode Penelitian

Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.

f. Sistematika Penulisan

Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah.

BAB II - Landasan Teori.

Menguraikan teori-teori yang menunjang tulisan/ penelitian (definisi, pengertian, dll), yang bisa diperkuat dengan menunjukan hasil penelitian sebelumnya.

BAB III  - Analisis dan Pembahasan Masalah.

Di bab ini dijelaskan secara runut (logis) mengenai langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan. Bisa dimulai dengan menganalisis permasalahan (di sub-bab batasan masalah), kenapa masalah itu bisa terjadi, apa saja kendalanya, dan apa langkah penyelesaiannya. Selanjutnya dilakukan proses atau prosedur atau langkah-langkah penyelesaian dari sub-bab rumusan masalah.

BAB IV - Penutup.

Pada bab penutup ini, isinya adalah kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah jawaban mengenai “apakah pembahasan yang telah dilakukan dapat memecahkan masalah ?.” Jawaban harus jujur (sesuai dengan norma-norma keilmiahan). Saran berisi mengenai hal-hal yang dapat dikembangkan dari PI yang sudah diselesaikannya ini. Saran juga dapat berisi mengenai penyempurnaan dari PI yang karena sesuatu hal belum dapat dilakukan secara sempurna di sini.

Daftar Pustaka.

Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :

  • Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya (tempat, penerbit dan tahun).
  • Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi juga huruf kedua dan seterusnya.
  • Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah dua spasi.
  • Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada garis tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7 karakter.
  • Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus diberi garis terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan.
  • Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya. Untuk dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu dibalik.
  • Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa adanya (tidak diindeks).
  • Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar pustaka disusun menurut urutan waktu (tahun).
  • Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan.
  • Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah dibaca dan tidak boleh mencantumkan gelar.
  • Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/ koran/makalah yang diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama majalah/korannya yang menerbitkan.




Reff :  





 

PARAGRAF ATAU ALINEA

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).

Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.


Definisi paragraf 

Paragraf atau alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Di surat kabar sering kita temukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat saja. Paragraf semacam itu merupakan paragraf yang tidak dikembangkan. Dalam karangan yang bersifat ilmiah paragraf semacam itu jarang kita jumpai. Dalam penggabungan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan dan kepaduan. Yang dimaksud kesatuan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu membicarakan satu gagasan saja. Yang dimaksud kepaduan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu.


Syarat Paragraf 

Paragraf yang efektif memenuhi dua syarat, yaitu: (1) adanya kesatuan makna (koherensi), (2) adanya kesatuan bentuk (kohesi), dan hanya memiliki satu pikiran utama.

1. Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah  paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam  paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
Perhatikan paragraf di bawah ini!
Sekitar 60 hektare tanaman padi di Desa Wates, Kecamatan Undaan, dan di Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, serta sekitar 100 hektare di Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diserang hama keong mas. Agar serangan keong mas tidak meluas, Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kudus Budi Santoso dan Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Pati Pujo Winarno, Selasa (18/4), meminta agar petani melakukan antisipasi lebih dini. Pujo Winarno, (di depan) petani di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, menyatakan ada sejumlah peternak mau membeli keong mas untuk dijadikan pakan itik.
(“Kilasan Daerah”, Kompas, 19 April 2006, h. 24)

Jika paragraf di atas kita cermati, nyatalah bahwa paragraf di atas membicarakan satu topik saja, yaitu serangan keong mas. Kalimat pertama membicarakan serangan keong mas pada tanaman  padi di tiga kecamatan dalam dua daerah kabupaten di Jawa Tengah. Kalimat kedua membicarakan langkah pencegahan peluasan serangan hama keong mas. Kalimat ketiga membicarakan adanya peternak yang mau membeli keong mas.

2. Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat.
Perhatikan sekali lagi paragraf di bawah ini!
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sampah organik, dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk. Contohnya, sisa makanan dan daun-daunan yang umumnya basah. Sampah anorganik adalah adalah sampah yang sulit atau tidak dapat membusuk. Contohnya, plastik, kaca, kain, karet, dan lain-lainnya.

Pengulangan atau repetisi kata kunci sampah, sampah organik, dan sampah anorganik membuat kalimat-kalimat dalam paragraf itu jalin-menjalin menjadi satu kesatuan paragraf yang padu. Penggunaan kata ganti -nya yang mengacu kepada sampah organik dan sampah anorganik selain menjalin kepaduan juga membuat variasi penggunaan kata untuk menghindarkan kebosanan pembacanya (Bandingkan jika kata ganti -nya dikembalikan ke kata acuannya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik). Dalam penggunaan repetisi nama orang hendaknya dibuatkan variasinya dengan kata ganti, frasa, atau idiom yang merujuk ke pengertian yang sama untuk menghilangkan pembacanya.

3. Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama
Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.


Jenis paragraf 

 Beberapa penulis seperti Sabarti Akhadiah dan kawan-kawan, Gorys Keraf, Soedjito, dan lain-lain membagi paragraf menjadi tiga jenis. Criteria yang mereka gunakan adalah sifat dan tujuan  paragraf tersebut. Namun karena pebicaraan tentang letak kalimat utama juga memberikan nama tersendiri bagi setiap paragraf, penulis cenderung menjadikan topik letak kalimat utama sebagai salah satu penjenisan paragraf. Berdasarkan hal tersebut, jenis paragraf dibedakan sebagai  berikut.

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Gorys Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.

a) Paragraf Pembuka
 Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatin pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf- paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.

b) Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf prnghubung harus diperhatikan agar hubungan antara satu  paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun secara logis. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun  berasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung perntagan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.

c) Paragraf Penutup
 Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung. Apapun yang menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah teteap diperhatikan agar  paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan yang bulat atau betul- betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah satu criteria penjenisan paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan (1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam  paragraf.

a) Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini  biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus. Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan  pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan  paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.

Contoh :
Pemakaian bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.
Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi sudah terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun  pada umumnya belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan. Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf (Deduktif), yaitu pemakaian bahasa  Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.

b) Paragraf Induktif
 Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.

Contoh :
Lebaran masih seminggu lagi, tetapi harga sembako seperti beras, gula, minyak, tepung, telur, dan lain-lain telah naik secara signifikan. Makanan yang biasanya dikonsumsi dalam merayakan Lebaran seperti roti, sirup, dan lain-lain melonjak harganya. Bahan pakaian dan pakaian jadi untuk berlebaran, seperti busana muslimah, baju koko, kopiah, kerudung, sajadah, dan sejenisnya  pun tidak ketinggalan dari kenaikan harga yang cukup tinggi.
Kenaikan harga barang-barang selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diakhir paragraf (Induktif), yaitu
kenaikan harga barang-barang selalu terjadi menjelang Lebaran pada setiap tahun.

c) Paragraf Gabungan atau Campuran
 Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi  pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
Contoh :

Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu
Bagaimana orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa menambah pengetahuan maupun  pengalaman.
Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat diawal paragraf, yaitu
buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu.
 Sedangkan penegasan ide pokoknya terdapat dalam akhir kalimat, yaitu
 jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.

d) Paragraf Tanpa Kalimat Utama
 Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:

Contoh :
Enam puluh tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan  pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74) Sukar sekali untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari paragraf tersebut. Paragraf tanpa kalimat utama disebut juga paragraf naratif atau paragraf deskriptif, yang merupakan salah satu jenis paragraf yang dibicarakan dalam penelitian ini.

3. Jenis Paragraf Berdasarkan Isi

a) Narasi
 Narasi atau cerita adalah jenis karangan yang menceritakan suatu pokok persoalan. Hal-hal yang  perlu diperhatikan dalam narasi adalah :

- Biasanya cerita disampaikan secara kronologis.

- Mengandung plot atau rangkaian peristiwa.

- Ada tokoh yang menceritakan, baik manusia maupun bukan.

Contoh:
Tepat pukul 16.30 perhitungan suara pilkades di empat tempat pemungutan suara selesai. Berita acarapun segera dibuat dan di tanda tangani, Pak Camat mengumumkan hasilnya. Teten yang bertanda gambar padi mendapat 782 suara, Sugiono dengan tanda gambar ketela 324 suara, Paidi bertanda gambar jagung 316 suara. Suara tidak sah ada 33 lembar.

b) Diskripsi
Diskripsi adalah jenis karangan yang dibuat untuk menyampaikan gambaran secara objektif suatu keadaan sehingga pembaca memiliki pemahaman yang samadengan informasi yang disampaikan. Ciri-ciri diskripsi adalah :
 - Bersifat informatif
- Pembaca diajak menikmati sesuatu yang ditulis
 - Susunan peristiwa tidak dianggap penting

Contoh :
Pagi hari itu duduk di bangku yang panjang dalam taman belakang rumah. Matahari belum tinggi, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran  bunga beraneka warna. Angin pegunungan membelai wajah, membawa bau harum bunga. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku. Nyaman rasa badan dan hilanglah lelah berjalan untuk sehari kemarin.

c) Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang dibuat untuk menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat meperluas wawasan pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan gambar, data, dan statistik.

Contoh :
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mencapai rata-rata 7-8% pertahun. Dengan demikian, pendapatan perkapita penduduk Indonesia mencapai beberapa kali lipat. Selain itu berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk yang dikategorikan miskin juga banyak berkurang.

d) Argumentasi
 Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi gagasan lengkap dengan bukti dan alasan serta dijalin dengan proses penalaran yang kritis dan logis. Argumentasi dibuat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya.

Contoh :
Keluaga berencana berusaha menjamin kebahagiaan hidup keluarga. Ibu tidak selalu merana oleh karena setiap tahun melahirkan. Ayah tidak pula terlalu pusing memikirkan usaha untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Anakpun tidak terlantar hidupnya karena kebutuhan hidup yang terjamin.

e) Persuasi
 Persuasi adalah jenis karangan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang singkat,  padat, dan menarik untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca terhanyut oleh siratan isinya.

Contoh :
Menabung uang di bank lebih aman dan menguntungkan. Uang kita akan mendapat keuntungan dari bank sesuai dengan uang tabungan yang telah disetor. Uang kita juga akan terjaga keamanannya dari pencurian. Oleh karena itu marilah kita menabung uang di bank sebagai  jaminan masa depan kelak.




Reff : - https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
         - https://www.academia.edu/5519245/PARAGRAF